Senin, 18 November 2019

Link google classroom Kelompok 2 TI ANG.19A

https://classroom.google.com/u/1/c/NDcyMTIyNjE5NzJa




     Jika ingin bergabung dengan kelas kami silakan masuk dengan CLASS CODE: zhn9e

kemampuan representasi

Kemampuan representasi
PENDAHULUAN
 Dalam (Handayani & Juanda, 2018) Kemampuan representasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar. Kemampuan representasi sangat erat kaitannya dengan kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan. Siswa yang memiliki kemampuan representasi yang baik biasanya tidak akan kesulitan dalam memecahkan permasalahan matematika. Dalam memecahkan permasalahan yang ada siswa perlu mengeskplorasi segala gagasannya baik dalam bentuk kata-kata, dalam bentuk gambar maupun dalam bentuk simbol. Representasi yang tepat akan membantu siswa untuk membentuk pemehaman konsep Tepat dalam arti cocok untuk merepresentasikan konsep-konsepnya, dan memadai dalam mengatur jumlah kuantitas untuk dapat membantu siswa menemukan relevansi, dalam keseluruhan representasi atau dalam semacam representasi.
Dalam (Yuniawatika, 2016) Berdasarkan fenomena dan pendapat di atas kemudian muncul pertanyaan: strategi apa yang cocok untuk siswa agar memperoleh kemampuan representasi matematik yang baik melibatkan aktivitas siswa secara optimal, dan membuat pelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Karena matematika harus dipelajari dalam konteks yang bermakna yang mengaitkannya dengan subyek lain dan dengan minat dan pengalaman siswa. Alternatif strategi pembelajaran dalam upaya untuk menumbuhkembangkan kemampuan representasi matematik siswa dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran kontekstual melalui strategi REACT.
Dalam (Takaria & Talakua, 2018) memahami konsep statistika diperlukan beberapa kemampuan matematis, salah satunya adalah representasi matematis. Representasi matematis dalam perkuliahan statistika bagi mahasiswa calon guru SD merupakan kemampuan mahasiswa untuk menyampaikan gagasan matematis dalam berbagai bentuk (tabel, grafik, simbol, pemaknaan kata-kata, dan persamaan matematis) dari sesuatu yang dilihat/diamati melalui informasi statistik yang diperoleh pada berbagai media dan kemampuan mahasiswa untuk memberikan makna terhadap informasi tersebut. Hasil Model CPS dalam perkuliahan statistik melibatkan upaya individu secara kolektif dalam mencari pemahaman atau solusi yang bermakna, serta mahasiswa dapat menghasilkan suatu produk berdasarkan kesepakatan secara bersama untuk pemecahan masalah statistik. Berkolaborasi menuntut mahasiswa secara individual bertanggung jawab, berinteraksi, dan bekerjasama sebagai suatu struktur dalam mengkonstruksi ide- ide kreatif, sehingga mahasiswa didorong untuk menemukan beragam pendapat dalam pemecahan masalah matematika melalui kolaborasi fleksibel.
Dalam (Matematika & Besar, 2016)  Matematika yang diajarkan kepada siswa sekolah dasar perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Siswa pada tingkat sekolah dasar masih berada pada tahap berpikir operasi konkrit, artinya siswa sekolah dasar belum berpikir formal. Siswa dapat memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Oleh karena itu, pembelajaran Matematika di sekolah dasar perlu dilakukan secara induktif dan menggunakan benda-benda konkrit atau sesuatu yang dekat dengan keseharian siswa. Kemampuan representasi dalam matematika diharapkan dapat menunjang pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika dan hubungannya dalam mengkomunikasikan matematika, argumen, dan pemahaman seseorang terhadap ide lainnya dalam mengenal hubungan antar konsep-konsep matematika. Upaya membantu menumbuhkan kemampuan representasi matematis adalah melalui pembelajaran yang menggunakan permasalahan nyata dan dekat dengan siswa. Aktivitas menyelesaikan permasalahan nyata dapat membantu siswa menumbuhkan kemampuan representasi. Pendekatan pembelajaran matematika yang menggunakan permasalahan nyata sebagai tumpuan adalah Pendidikan Matematika Realistik (PMR).
Dalam (Haryani, Maulana, & Subarjah, 2017)Matematika adalah ilmu pengetahuan yang dipelajari di setiap sekolah formal, sehingga siswa harus memahami dan menguasai matematika dengan baik dan cermat untuk mendukung salahsatu kemajuan pendidikan negara ini. Matematika sangatlah penting untuk dipelajari karena matematika adalah ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan matematika juga sangat dibutuhkan oleh ilmu lainnya, misalnya fisika tentu sekali sangat membutuhkan matematika, kimia juga sangat membutuhkan ilmu matematika, ilmu pengetahuan sosialpun tentu memerlukan matematika Pada saat metapedidaktik menganalisis kondisi didaktis, respon siswa, dan antisipasi terhadap respon siswa, pembelajaran harus memperhatikan antara hubungan didaktis, hubungan materi, dan guru serta harus juga dapat memperhatikan prediksi respon siswa dalam pembelajaran dan harus memikirkan juga antisipasi dalam situasi didaktis siswa. pada selesai pembelajaran prediksi respon siswa dan respon siswa pada saat pembelajaran. Desain didaktis adalah sesuatu yang menjadi penekanan dalam pembelajaran, dalam perencanaan pembelajaran difokuskan pada tiga hubungan yaitu guru, siswa dan materi.
PEMBAHASAN
kemampuan representasi matematis siswa sekolah dasar Ini mengindikasikan bahwa kemampuan representasi matematis belum berkembang dengan baik di sekolah dasar  padahal kemampuan representasi matematis sangat penting dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran matematika dengan kategori sangat rendah. Ini mengindikasikan bahwa kemampuan representasi matematis belum berkembang dengan baik di sekolah dasar Melalui kemampuan representasi dapat membantu siswa dalam memecahkan persoalan matematika, siswa dapat menjawab soal matematika melalui gagasannya baik berupa kata-kata, simbol, atau gambar. Dengan bantuan kata-kata, symbol persoalan- persoalan matematika yang bersifat abstak dapat menjadi lebih konkrit. Kemampuan representasi sangat erat kaitanya dengan pemahaman konsep siswa. Apabila siswa memiliki pemahaman konsep yang baik, maka siswa tidak akan kesulitan dalam membangun representasi siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Sebaliknya jika siswa mengalami kesulitan dalam menciptakan representasi otomatis siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika, dan ini menandakan pula bahwa Kemampuan Representasi Matematis tidak memiliki pemahaman konsep yang baik Melihat sangat rendahnya kemampuan representasi matematis siswa sekolah dasar di Kecamatan Sumedang Utara, direkomendasikan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menerapkan model, metode, ataupun stategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.(Handayani & Juanda, 2018)
Kemampuan representasi matematik adalah salah satu keterampilan proses yang berkaitan dengan kemampuan siswa menyampaikan laporan, gagasan, dan ide. Terdapat temuan yang diperoleh penulis ketika melaksanakan pretes yaitu kemampuan siswa dalam menemukan dan menggunakan kemampuan representasi matematik sangat rendah. Berdasarkan kajian penulis terhadap masalah ini, penyebab rendahnya hasil pretes ini adalah karena pembelajaran yang berlangsung selama ini mengabaikan proses penyelesaian.
Peningkatan kemampuan representasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT secara signifikan lebih baik daripada kemampuan representasi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional ditinjau dari level sekolah (baik dan sedang)dan ditinjau dari tingkat kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah). Sebagian besar siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan kata lain, pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi REACT dapat meningkatkan sikap positif terhadap matematika. Hal ini ditunjukkan melalui pendapat siswa dalam angket maupun pada hasil wawancara serta dari aktivitas siswa seperti siswa terlihat lebih aktif dan memiliki semangat yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan, berdiskusi antar sesama siswa, bertanya pada guru dan terjadi interaksi multi arah.
Untuk mengurangi kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal representasi matematik yaitu guru hendaknya selalu memberi masalah-masalah representasi matematika untuk dikerjakan di rumah baik secara individu maupun secara kelompok yang selanjutnya dibahas dan didiskusikan bersama. Hal ini diperlukan sebagai upaya untuk mengatasi keterbatasan waktu di sekolah.(Yuniawatika, 2016)
Untuk mengukur kemampuan representasi matematis mahasiswa dilakukan pretest dan posttest. Pretest diberikan sebelum diterapkannya model CPS dan EPS. Setelah model diaplikasikan selanjutnya dilakukan posttest dalam melihat peningkatan kemampuan representasi matematis baik berdasarkan keseluruhan mahasiswa maupun KAM dalam level tinggi, sedang, dan rendah.
Untuk melihat ada tidaknya perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis mahasiswa maka digunakan N-gain sebagai tolak ukur kriteria peningkatan.(Takaria & Talakua, 2018)
Pembelajaran melalui pendidikan matematika realistik dapat membelajarakan siswa menciptakan dan menggunakan representasi matematika pada konsep pecahan. Siswa dengan mudah memahami materi konsep pecahan. Hal ini sejalan dengan pendapat ahli mengenai keuntungan dari pendidikan matematika realistik. Pembelajaran melalui pendidikan matematika realistik untuk menciptakan dan menggunakan representasi matematika pada konsep pecahan terjadi kelemahan pada siswa dengan kemampuan rendah (S4). Hal ini disebabkan S4 kurang serius dalam memahami masalah kontekstual yang diberikan. S4 tidak berupaya memanfaatkan alat peraga untuk menyelesaikan masalah Berkenaan dengan kemampuan representasi matematika sebagai salah satu kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh siswa, maka pengembangan kemampuan representasi matematis siswa hendaknya dilakukan selama proses pembelajaran matematika(Matematika & Besar, 2016).
desain didaktis menentukan jaring-jaring bangun ruang untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa sekolah dasar dapat disimpulkan beberapa hambatan yang muncul dalam pengembangan kemampuan representasi. Desain didaktis awal disusun berdasarkan hambatan yang muncul pada saat studi pendahuluan, bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa lembar kerja siswa, selain menyusun bahan ajar dan rencana pelaksanaan pada tahap sebelum pembelajaran menyusun prediksi siswa beserta antisipasi didaktis untuk mengantisipasi respon yang terjadi.(Haryani et al., 2017)







 Daftar pustaka

Handayani, H., & Juanda, R. Y. (2018). Profil Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Di Kecamatan Sumedang Utara. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(2), 211. https://doi.org/10.33578/jpfkip.v7i2.6265
Haryani, E., Maulana, M., & Subarjah, H. (2017). Desain Didaktis Menentukan Jaring-Jaring Bangun Ruang Untuk Mengembangkan Kemampuan Representasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar. 2(1), 851–860. https://doi.org/10.17509/jpi.v2i1.11221
Matematika, J. D., & Besar, A. (2016). Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis melalui Pendidikan Matematika Realistik pada Konsep Pecahan di Sekolah Dasar Negeri 1 Sibreh. Jurnal Didaktik Matematika, 3(2), 119–128.
Takaria, J., & Talakua, M. (2018). Efektivitas Model Collaborative Problem Solving (Cps) Dalam Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 4(2), 190. https://doi.org/10.30870/jpsd.v4i2.3852

Yuniawatika, - -. (2016). Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematika Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Strategi React. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 4(2). https://doi.org/10.17509/eh.v4i2.2830

Ekosistem

  NAMA : MIRA NIM : A1G119046 MATA KULIAH : INOVASI PENDIDIKAN MEMBUAT DESAIN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB ( BLOGGER ) MATERI : E...